Eritrea adalah negara Afrika Timur yang terletak di pantai Laut Merah. Di antara negara-negara lain di kawasan ini, perlu dicatat bahwa rakyatnya harus bekerja keras untuk mendapatkan kemerdekaan. Proses pembentukan negara muda itu sangat panjang dan menyakitkan, dan akhirnya baru selesai pada 24 Mei 1993, ketika Eritrea merdeka dari Ethiopia. Pada saat yang sama, bendera dan lambang resmi Eritrea disetujui.
Mendapatkan kemerdekaan
Sejarah resmi negara ini dimulai pada tahun 1882, ketika tanah ini menjadi milik Italia. Perlu dicatat bahwa hingga saat ini tidak ada jejak kenegaraan maju, dan wilayah itu dihuni oleh keturunan orang-orang yang mendirikan negara Punt.
13 tahun setelah berdirinya koloni, Italia ditarik ke dalam perang Italia-Ethiopia, yang berakhir pada tahun 1896 dengan penandatanganan perjanjian damai. Dia mendefinisikan batas-batas koloni dan ini dapat dianggap sebagai ujian serius pertama di jalur pembentukan negara bagian Eritrea.
Perang Dunia Kedua juga memainkan peran penting dalam proses ini, setelah itu Eritrea diserahkan ke Inggris, dan kemudian menjadi bagian dari Federasi Ethiopia dan Eritrea. Dorongan terakhir untuk memperoleh kemerdekaan adalah keputusan Kaisar Ethiopia Haile Selassie, yang menghapuskan struktur federal negara itu pada tahun 1962. Hal ini sangat memicu sentimen separatis di wilayah tersebut dan menjadi semacam katalis untuk konflik militer berikutnya, yang akhirnya membawa kemerdekaan penuh ke Eritrea.
Simbol utama lambang
Setelah memperoleh kemerdekaan, hal pertama yang disajikan adalah bendera dan lambang resmi. Yang terakhir ini cukup orisinal dan patut mendapat perhatian khusus. Tidak seperti banyak negara di benua Afrika yang telah mengadopsi tradisi heraldik Eropa, lambang Eritrea terlihat sangat otentik. Lambang yang agak sederhana mengandung unsur-unsur berikut:
- unta;
- gurun;
- cabang pohon salam;
- pita dengan nama negara (dalam bahasa Inggris, Arab dan tigrinya).
Selama pemerintahan kolonial di Federasi Ethiopia, ada proyek lain dari lambang, yang berisi perisai, mahkota dan singa tradisional untuk Eropa sebagai pemegang perisai.
Simbol yang sama yang digunakan saat ini merupakan bagian integral dari budaya masyarakat yang mendiami tanah ini sebelumnya. Unta di padang pasir adalah simbol kebebasan, dan ranting pohon salam adalah simbol kemuliaan yang diperoleh dalam perjuangan kemerdekaan.