Deskripsi objek wisata
Jika ide biara yang dibangun di tebing terjal terdengar menarik, cobalah berkendara 3 km di sepanjang jalan utara Matale, 20 km dari Kandy, untuk melihat Aluvihara. Ini adalah kelompok gua monastik yang unik, terletak dengan indah di antara bebatuan, yang terletak tinggi di atas lembah. Legenda mengatakan bahwa raksasa itu menggunakan tiga batu sebagai dasar potnya, dan nama Aluvihara (Ash Monastery) mengacu pada abu dari memasak di atas api.
Aluvihara adalah salah satu situs budaya terpenting di Sri Lanka. Diyakini bahwa ajaran Buddha pertama kali ditulis pada daun lontar di sini, pada abad ke-1 SM, pada masa pemerintahan Raja Wattagamini Abaya. Catatan Dhamma ini dikenal sebagai Tripitaka dan sekarang menjadi buku Dhamma panduan utama untuk Buddhisme Theravada. Dua ribu tahun kemudian, pada tahun 1848, perpustakaan para biarawan dihancurkan oleh pasukan Inggris. Proses panjang pemugaran naskah hingga hari ini ditempati oleh para biksu, juru tulis, dan pengrajin. Dengan sedikit biaya dalam bentuk sumbangan candi, Anda dapat menghadiri Lokakarya Menulis Daun Kelapa mereka.
Gua pertama yang Anda masuki berisi gambar Buddha berbaring 10 meter dan lukisan mengesankan berupa bunga teratai di langit-langit. Yang lain diisi dengan lukisan kartun bola neraka: sebelum menyimpang dari jalan lurus ke surga, Anda akan berpikir dua kali ketika melihat patung setan menghukum orang berdosa di akhirat. Satu adegan menunjukkan seorang pendosa dengan tengkorak terbuka dan dua setan mengiris otaknya.
Terlepas dari pentingnya sejarah Aluvihara, lukisan dan patung yang dapat dilihat di kuil guanya adalah modern.
Di atas adalah gua Buddhaghosha, seorang Yahudi seorang sarjana India yang diyakini telah menghabiskan beberapa tahun di sini saat mengerjakan Tipitaki. Meskipun sejarawan mengklaim bahwa Buddhaghosi tinggal di Anuradhapura pada abad ke-6 M, tidak ada bukti yang jelas tentang hal ini. Namun, dinding gua dicat dengan adegan yang menunjukkan Buddhaghoshi sedang mengerjakan manuskrip.
Tangga mengarah ke puncak tebing, di mana Anda akan menemukan Dagoba (tempat penyimpanan relik) dan menikmati pemandangan lembah sekitarnya yang menakjubkan.