Deskripsi objek wisata
Kompleks candi Wat Xieng Thong, terletak di sebuah tanjung di pertemuan Sungai Mekong dengan Sungai Nam Khang, dianggap sebagai salah satu cagar alam yang paling indah dan didekorasi dengan kaya di Laos. Kuil kerajaan ini, yang didirikan oleh penguasa Settatirat pada tahun 1559, terhindar dari bandit Cina dari kelompok Bendera Hitam pada akhir abad ke-19, sehingga bertahan hingga hari ini relatif tidak terluka. Pada abad-abad sebelumnya, pintu masuk utama candi terletak di tepi sungai. Di sepanjang Mekong, raja tiba di Wat Sieng Thong dari istananya sendiri. Sebuah tangga lebar panjang dari sungai mengarah ke kuil.
Bangunan kompleks yang paling mengesankan, terdiri dari banyak kapel, stupa, dan ruang tambahan yang berbeda, adalah sim, candi utama, yang dindingnya didekorasi di dalam dan luar dengan mural rumit yang dibuat dari emas dengan latar belakang berpernis hitam. Atapnya yang bertingkat hampir jatuh ke tanah. Salah satu atraksi Sim adalah mosaik Pohon Kehidupan berwarna-warni yang dibuat dengan latar belakang merah pada tahun 1960-an.
Di sebelah sim adalah Kapel Buddha Berdiri. Pedimen bangunan ini dihiasi dengan mozaik warna-warni. Melalui pintu berukir emas Anda bisa masuk ke sebuah ruangan kecil, di dinding belakang yang ada patung Buddha perunggu besar.
Di belakang kapel adalah Kapel Merah, di dalamnya Anda dapat melihat patung yang menggambarkan Buddha yang sedang berbaring. Diyakini telah dibuat pada tahun 1569 atas perintah Raja Settatirat.
Paviliun Pemakaman Kerajaan adalah struktur yang lebih modern. Itu didirikan pada tahun 1962. Kereta pemakaman Raja Sisawang Wong, yang meninggal pada tahun 1959, disimpan di sini. Aula, dibangun dengan gaya klasik, memiliki atap dua tingkat yang dihiasi dengan gambar pahatan kepala naga. Panel jati berukir dan disepuh emas di bagian depan menampilkan motif bunga dan adegan dari interpretasi Laos dari epik India Ramayana. Di dalam, di sepanjang dinding, ada patung Buddha yang berasal dari awal abad ke-19. Di sini Anda juga dapat melihat guci pemakaman yang dibuat dengan terampil, yang berisi abu Raja Sisawang Wong, ayah dan ibunya.
Di belakang sim adalah Ho Trai - perpustakaan tempat gulungan dengan teks Buddha disimpan. Di wilayah kompleks candi juga terdapat Menara Genderang, yang menyerupai gazebo terbuka, yang di bawah atapnya terdapat gendang besar. Suaranya memberi tahu para biarawan bahwa sudah waktunya untuk berdoa.