Deskripsi objek wisata
Candi Gebang adalah candi Hindu, atau mandir (dalam bahasa Sansekerta "mandira" adalah tempat tinggal, tempat tinggal), yang dibangun pada abad VIII. Candi yang terletak di pinggiran kota Yogyakarta ini dibangun pada masa kerajaan Mataram yang disebut juga kerajaan Medang.
Tidak ada informasi sejarah yang pasti tentang candi, tetapi ketinggian dasar bangunan menunjukkan bahwa struktur itu dibangun pada 730-800 Masehi. Candi Gebang dibuka pada tahun 1936, atau lebih tepatnya, para arkeolog pertama kali menemukan patung Ganesha, atau Ganapati, dewa kebijaksanaan dan kemakmuran dalam agama Hindu. Penggalian berlanjut dan para arkeolog menemukan bahwa patung ini adalah bagian dari struktur batu kecil. Selama penggalian lebih lanjut, reruntuhan candi ditemukan. Selain itu, para arkeolog menemukan artefak lain, di antaranya tembikar, patung, dan kotak batu. Candi ini dinamai desa Gebang.
Sayangnya, selama penggalian, dinding dan atap candi rusak, tetapi fondasinya tetap utuh. Namun terjadi letusan gunung Merapi, yang dianggap sebagai gunung berapi aktif paling aktif di Indonesia, dan candi hancur total oleh semburan lumpur. Pada tahun 1937, rekonstruksi candi dimulai, yang berlangsung hingga tahun 1939.
Arsitektur candi sepenuhnya mencerminkan unsur-unsur arsitektur candi Hindu. Tinggi candi 7,75 meter, pondasi candi berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 5,25 m kali 5,25 m. Pintu masuk candi terletak di sisi timur, tidak ada tangga ke pintu masuk, atau mungkin terbuat dari kayu dan bobrok. Jika kita bandingkan dengan candi-candi Hindu lainnya yang ada di lingkungan sekitar di Yogyakarta, maka candi Gebang memiliki gaya arsitektur yang unik: atap candi dihiasi dengan kepala dewa berukuran kecil yang tampak dari jendela, dan patung-patung. perawan di ceruk kecil.