Deskripsi objek wisata
Jam Gadang Jam Gadang dianggap sebagai salah satu pemandangan yang paling mencolok dan mengesankan dari kota Bukittinggi (bagian barat Sumatera). Kota Bukittinggi adalah bagian dari provinsi Sumatera Barat dan terletak di bagian tengah provinsi ini, tidak jauh dari kota terdapat dua gunung berapi - Singalang dan Merapi. Perlu dicatat fakta bahwa gunung berapi Merapi dianggap sebagai salah satu gunung berapi paling aktif dan berbahaya di pulau Sumatera, letusan terakhir gunung berapi ini belum lama ini - pada tahun 2011.
Menara jam Jam Gadang berdiri di pusat kota, di sebelah pasar utama kota - Pasar Atas, di mana banyak suvenir indah, buah-buahan dijual, serta banyak pilihan buah-buahan kering. Menara jam ini dibangun pada tahun 1926, saat Indonesia masih jajahan Belanda, atas nama ratu Belanda, dan dihibahkan kepada Ruk Maker yang saat itu menjabat sebagai sekretaris kota.
Di setiap sisi menara terdapat jam, diameter jam 80 cm, dan tinggi menara Jam Gadang mencapai 26 meter. Keunikan jam tangan ini terletak pada kenyataan bahwa alih-alih angka Romawi tradisional "IV", kombinasi "IIII" digambar pada dial. Menurut legenda setempat, empat garis vertikal itu mengingatkan pada empat pekerja yang tewas saat bangunan itu dibangun. Awalnya, sosok ayam jantan dipasang di bagian atas menara, tetapi pada masa pendudukan Jepang, sosok ayam jantan dihilangkan, atapnya hanya dihiasi dengan hiasan hiasan. Secara total, fasad atap telah berubah tiga kali, dan saat ini atap mencerminkan arsitektur yang tradisional bagi masyarakat Minangkabau.
Jika diterjemahkan, nama Jam Gadang Jam Gadang terdengar seperti “jam besar”. Menara ini sangat sering digambarkan pada suvenir, dan alun-alun di dekat Jam Gadang menjadi pusat perayaan Tahun Baru Bukittinggi.